Sabtu, 16 Mei 2009

PROFESI KEGURUAN

PROFESI KE GURUAN
MODUL 1 : PROFESI KEGURUAN DALAM MENGEMBANGKAN SISWA
Profesi : suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan keahlian (expertise), menggunakan teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi.
Profesional : sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian dalam rangka melaksanakan pekerjaannya
Profesional menurut Walter Johnson : seseorang yang menampilkan tugas khusus yang memiliki tingkat kesulitan lebih dari biasa dan mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan cukup lama utk menghasilkan pencapaian kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang berkadar tinggi.
Ciri profesi
1. Ada standar kerja yang baku dan jelas
2. Ada lembaga pendidikan khusus
3. Ada organisasi profesi yg memadai
4. Ada etika dan kode etik
5. Ada system imbalan
6. Ada pengakuan masyarakat
Pengertian profesi guru
Sanusi mengatakan enam asumsi profesionalitas pendidikan :
1. Subjek pendidikan
2. Pendidikan secara internasional
3. Teori-teori pendidikan
4. Pendidikan bertolak dari asumsi tentang manusia
5. Inti pendidikan dalam prosesnya
6. Menjadikan manusia yang baik
Syarat profesi guru
1. Kompetensi professional : pengetahuan luas
2. Kompetensi personal : sikap kepribadian
3. Kompetensi social : kemampuan berkomunikasi
4. Kemampuan memberikan pelayanan : mengutamakan nilai kemanusiaan
Ciri professional keguruan
1. Bekerja memberikan pelayanan kemanusiaan
2. Memenuhi persyaratan mendapat lisensi mengajar
3. Memiliki pemahaman dlam kependidikan
4. Memiliki publikasi professional yang mengikuti perkembangan
5. Diusahakan selalu mengikuti seminar
6. Sebagai karier hidup
7. Memiliki nilai etika
Ciri menurut National Education Assosiation
1. Jabatan yang melibatkan intelektual
2. Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus
3. Jabatan yang memerlukan persiapan lat yang lama
4. Jabatan yang memerlukan lat berkesinambungan
5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup
6. Jabatan yang menentukan bakunya sendiri
7. Jabatan yang mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi
8. Jabatan yang mempunyai org. professional yang kuat dan terjalin rapat
Kode etik guru
1. Membentuk manusia ind. Seutuhnya
2. Melaksanakan kejujuran prof.
3. Memperoleh informasi murid dan membimbingnya
4. Menciptakan suasana sekolah yang baik
5. Memelihara hub baik dengan orang tua
6. Mengembangkan mutu dan martabat profesi
7. Memelihara hub seprofesi
8. Meningkatkan mutu organisasi PGRI
9. Melaksanakan kebijaksanaan pemerintah
PGRI didirikan tgl 25 Nov 1945 di Surakarta yang berfungsi mempertinggi sikap dan mutu profesionalitas guru dan kesejahteraan mereka dengan misi :
1. Misi politis/ideology
2. Misi persatuan/organisatoris
3. Misi profesi
4. Misi kesejahteraan
Ruang lingkup kerja guru mencangkup aspek :
1. Kemampuan professional : penguasaan materi, penghayatan wawasan
2. Kemampuan social : penyesuaian dengan lingkungan
3. Kemampuan personal :penghayatan nilai dan norma
Ruang lingkup profesi guru dibagi dalam dua gugus :
1. Gugus pengetahuan dan penguasaan teknik
2. Gugus kemampuan professional mencakup
a. Merencanakan program belajar mengajar
b. Melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar
c. Menilai kemampuan belajar
d. Memanfaatkan berbagai informasi hasil penilaian dan penelitian
Ruang lingkup layanan guru
1. Layaan administrasi pendidikan
2. Layanan instruksional
3. Layanan bantuan
MODUL 2 : KOMPETENSI KEPRI,SOS,&PROF GURU
Komp. Kepribadian : kompetensi yang berkaitan dengan perilaku guru itu sendiri yang memiliki nilai luhur dlm kehidupan sehari2
Fungsi Komp. Kep : memberikan bimbingan dan suri teladan, secara bersama memberikan kreativitas dan membangkitkan motif belajar serta dorongan utk maju kepada peserta didik.
Kemampuan pribadi guru menurut sanusi :
1. Penampilan sikap yangpostif
2. Pemahaman dan penghayatan dan penampilan nilai
3. Penampilan untuk menjadikan panutan
Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki :
1. Meningkatkan iman kepercayaan
2. Mengembngkan rasa pecaya diri dan tanggung jawab di bidang keguruan
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleransi
4. Sebagai fasilitator
5. Memiliki kesabaran yang tinggi
6. Mampu mengalami pembaharuan diri
7. Mengahayati tujuan-tujuan pendidikan
8. Memiliki hubungan manusiawi
9. Pemahaman diri yang positif
10. Mampu melakukan perubagahn sebagai innovator dan creator
Kompetensi Sosial : kemampuan guru utk memahami dirinya sebgai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga Negara.
Fungsi Kompeteni Sos Guru :
1. Sebagai motivator dan innovator
2. Perintis dan pelopor pendidikan
3. Penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan
4. Pengabdian
Jenis-jenis kompetensi Sos Guru :
1. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik
2. Bersikap simpatik
3. Dapat bekerja sama dengan komite sekolah
4. Pandai bergaul dengan mitra pendidikan
5. Memahami dunia sekitar
Komponen Kompetensi Guru :
1. Mempunyai pengetahuan tingkah laku
2. Mempunyai pengetahuan bidang studi
3. Mempunyai sikap yang tepat tentang teman dan sekolah
4. Mempunya ketrampilan mengajar
Menurut Johnson
1. Penguasaan materi bahan ajar
2. Penguasaan penghayatan landasan dan wawasan kependidikan
3. Penguasan proses kependidikan
Menurut Depdikbud:
1. Penguasaan bahan ajar
2. Pengelolaan proses belajar
3. Pengelolaan kelas
4. Penggunaan media
5. Penguasaan landasan pendidikan
6. Pengelolaan interaksi belajar mengajar
7. Penilaian prestasi siswa
8. Pengenalan fungsi dan bimbingan dan penyuluhan
9. Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah
10. Pemahaman prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian
Kemampuan penguasaan bidang studi : kemampuan memahami, mengaplikasiakan sejumlah pengetahuan keahlian yang diajarkan dengan menguasai bahan bidang studi dan kurikulum serta menguasai bahan aplikasi bidang studi
Kemampuan mengelola program belajar mengajar :
1. Merumuskan tujuan instruksional : kurikulum, rumusan, tuj. Istruksional
2. Menggunakan metode mengajar
3. Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat
4. Melaksanakan program belajar mengajar
5. Mengenal kemampuan anak didik
6. Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial
Kemampuan pengelola kelas :
1. Mengatur tata ruang kelas
2. Menciptakan iklim yang kondusif
Kemampuan penggunaan media:
1. Mengenal dan memilih media
2. Membuat alat bantu pengajaran sederhana
3. Menggunakan lab
4. Menggunaakna lab
5. Menggunakan perpustakan
Kemampuan penguasaan landasan pendidikan
1. Mempelajari konsep dan masalah pendidikan
2. Mengenal fungsi sekolah sembagai lembaga social
3. Mengenal karakteristik peserta didik
Kemampuan menilai prestasi belajar mengajar
Kemampuan memahami prinsip pengelolaan lembaga dan pendidikan sekolah
Kemampuan menguasai metode berpikir
Kemampuan menjalankan misi professional mampu mengembangkan diri dan wawasannya
Kemampuan memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik
Kemampuan tentang penelitian pendidikan
Kemampuan memamhami karakteristik peserta didik
Kemampuan penyelenggaraan administrasi sekolah
Kemampuan memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan
Kemampuan utk berani mengambil keputusan
Kemampuan memahami kurikulum dan perkembangannnya
Kemampuan bekerja secara terencana dan terprogram
Kemampuan menggunakan waktu secara tepat
Penguasaan materi dapat dari dua hal
1. Isi bahan ajar yang dibagai menjadi
a. Fakta : bahan yang tidak bisa diperdebatkan
b. Konsep : berisi ide dan gagasan
c. Prinsip : tuntutan praktis bagi proses belajar mengajar
d. Ketrampilan
e. Pemecahan masaalh
f. Proses
2. Cara pengorganisasisan
Jenis bahan bidang studi :
1. Bahan bidang studi linier :disusn dari yang mudah hingga sukar
2. Bahan kumulatif : berpusat pada minat dan perhatian siswa
3. Bhan praktikal : demonstrasi
4. Bahan Ekspresiensial : menekankan kreativitas
Keptusan Situsional dan Transaksional
Keputusan Transaksional : keputusan dalam kelas masih tergantung pada pihak dan kondisi yang terlibat secara actual
Keputusan situsional : keputusan perencaanaan sebelum KBM
Perencanaan pengajaran bersifat situsional :
1. Identifikasi kebutuhan siswa
2. Tujuan perfoman siswa
3. Karakter materi
4. Ketersediaan fasilitas, ruang dan waktu
5. Kemampuan guru sendiri
Faktor penentu aktualisasi KBM
1. Tujuan pengetahuan, ketrampilan sebagai hasil kegiatn
2. Siswa
3. Pengajar
4. Materi
5. Ketersediaan alat atau dana pengadaan
6. Besar kelas, jumlah dan ruang dan jam pertemuan
MODUL 3 : PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
Aspek perkembangan anak sekolah dasar
1. Perkembagnan motorik dan pesepsi tumbuh pada anak sekolah dasar
2. Implikasi proses pembelajaran
Perkembagnan kognitif / skema menurut piaget
1. Periode sensomotirk ( 1-11/2 th) : usia 18bulan terpusat pada sensomotorik dalam batas pengamatan
2. Periode operasi (11/2-7 tahun ) : mulai membentuk skema kognitif ( imajinasi dan pikiran ) muncul kecakapan mengingat
3. Periode operasi kongkret ( 7-12 th ) : berkaitan dengan ketrampilan berpikir dan pemecahan masalah:
a. Ketrampilan klasifikasi : mengklasifikasikan objek tanpa bergantung pada adanya objek.
b. Konsep konservasi : kemampuan berpikir bahawa keadaan sesuatu tidak berubah.
c. Kemampuan mengurutkan
d. Kemampuan negation : suatu tindakan dapt dikembalikan seperti awal
e. Identitas : objek yang bersifat fisik akan mengambil volume tertentu
f. Kompensasi :perubahan dimensi akan dikompensasi pada dimensi yang lain
4. Periode formal ( 12 tahun keatas ) : pemahaman berpikir simbolis dan pemahaman isi secara bermakna tanpa tergantung keberadaan fisik mampu berpikir logis, matematis, abstrakdan memamhami hal teoritis.
Prosedur pengembangan rancangan pembelajaran
1. Analisis kurikulum : total waktu, asumsi pengetahuan dan tuj. Umum pembelajaran
2. Tujaun pembelajaran
a. Tujuan perilaku
b. Tujuan pemecahan masalh
3. Rancangan kegiatan pembelajaran
a. Kegitan awal
b. Rancangan utk kegiatan inti pembelajaran
c. Kegiatan penutup
4. Perencanaan evaluasi
a. Evaluasi sumatif dan formatif
Pendekatan manajemen kelas
1. Pendekatan otoriter:aturan dan displin
2. Pendekatan intimidasi:mengendalikan perilaku peserta didik
3. Pendekatan permisif: kebebasan peserta didik
4. Pendekatan buku masak : kombinasi berbagai pandangan rakitan daftar
5. Pendekatan instruksional : pencegahan masaha
6. Pendekatan modifikasi perilaku:
7. Pendekatan sosio emosional : iklim yang positif
8. Pendekatan sosila
9. Pendekatan pluralistic
Dukungan social bantaun orang stress berfungsi sebagai
1. Emotional support
2. Appraisal support : menilai dan mengembgkan kesadaran
3. Informal support : nasehat dan diskusi pemecahan masalah
4. Instrumental support bantuan material
Kepribadian :
1. Hardiness / ketabahan daya tahan
a. Commitment : keyakinan seseorang tentang apa yang harus dilakukan
b. Interal locus control : keberhasilan dan kegagalan disebagkan oleh factor dirinya sendiri atau dari luar
c. Challenge ; terhadap situasi tau tuntutan yang sulit menagancam sebagai suatu tantantanga yang harus dihadapi
1.
2.

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
MODUL 1 LANDASAN FILOSOFIS MBS
Tujuan pendidikan bersifat mendasar : supaya manusia lebih sejahtera
Fungsi pendidikan untuk mempersiapkan manusia menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera, peradaban hasil karya manusia yang mendukung kesejahteraan manusia.
Model pend. Yang relevan adalah pendidikan yang menghasilkan manusia yang memenuhi tuntutan zaman.
Model pendidikan yang diharapkan menggunakan costumized design sesuai dengan konteks masyarkat. Contoh : MBS & Pend. Berbasis masyarakat.lebih menekankan life skill.
KETERKAITAN PEND. NILAI DENGAN MBS
Pend nilai terkait dengan ranah afektif dengan pendidikan PKn dan Agama menjadi pendidikan nilai yang dominan sehingga berpeluang mewujudkan MBS.
Dasar MBS adalah UU no. 22/1999, PP no. 25/2000, UU No. 25/2000, UU No. 20/2003, No.122/U/2001.
UU SISDIKNAS SBG KEBIJAKAN DALAM PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PEND
PASAL 51 UU no.20/2003 sebagai berikut :
1. Pengelolaan pend. Usia dini, pend dasar dan menengah dilaksanakan berdasarkan pelayananan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah
2. Pengelolaan sastuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabiliti, jaminnan mutu, evaluasi yang transparan
3. Ketentuan diatas diatur dengan peraturan pemerintah.
Dua istilah dalam pendidikan
1. Penyelenggara : kegiatan mengadakan yang belum ada seperti mendirikan sekolah baru
2. Pengelola : berkaitan dengan institusi pendidikan yang suadah ada.
Pendidikan Nasional : berdasarkan Pancasila dan UUD yang berakar pada nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap terhadap tuntutan jaman.
Kurikulum : seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelakaran utk mencapai tujuan tertentu
Wajib belajar tercantum dalam pasal 6 ayat 1
Alokasi dana 20 % dari APBD tercantum dlm pasal 49 ayat 1
MODUL 2 : SENTRALISASI VERSUS DESENTRALISASI
Alasan sentralisasi dan desentralisasi karena ketidakberhasilan orde baru dan masyarakat yang menuntut system pemerintahan yang accountable, transparan, efektif dan efisien
Pengertian dua istilah tersebut dikaitkan dengan letak/posisi pengambilan keputusan yang bersifat nisbi/relative tidak absolute, dilihat dari segi formallitas kekuasaan. Dan proses organisasi.
Tipe desentralisasi :
1. Dekonsentrasi : penyerahan kewenangan suatu kementrian kepada bawahan sehingga beban pusat diturunkan ke daerah-daerah tetapi tetap berpedoman pada pusat.
2. Delegasi : penyerahan tanggung jawab managerial utk fungsi khusus tertentu.
3. Devolusi : mewujudkan unit mandiri diwah struktur organisasi pusat yang bersifat otonom dan independen. Pusat hanya mengontrol.
4. Privatisasi : penyerahan kewenangan penuh kepada individuh
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI
Henry Fayol mengatakan sentralisasi merujuk pada derajat keterlibatan bawahan di dalam pengambilan keputusan yang disentralisasikan pada manajemen.
Robbin mengatakan bahwa sentralisasi menguntungkan bila keputusan memerlukan pertimbangan yang menyeluruh dan menghasilkan dampak ekonomi yang berarti menyangkut kepentingan organisasi.
Keuntungan Desentralisasi :
1. Keterbatasan kemampuan seorang pemimpin dalam mengolah informasi
2. Tuntutan respon yang cepat
3. Merangsang motivasi kerja bawahan.
Pengertian desentralisasi : penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada otonom
Pengertian dekonsentrasi : Pelimpahan wewenang pemerintah kepada gubernur.
MODUL 3 : KEBIJAKAN PEMERINTAH UTK MENJAMIN MBS
Standar Pelayanan Minimal Pengelolaan Pendidikan
Pengertian spesifikasi teknis sebagai patokan pelayanan minimal yang wajib dilakukan dalam menyelenggarakan pendidikan.
SMP bertujuan memberikan kemampuan dasar yang merupakan perluasan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh di SD
Standar Kompetensi SMP adalah : akhlak dan budi pekerti, penget. & ketramp. Dasar, kecerdasan dan kebugaran, seni dan dasar 2 olah raga, kemampuan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebh tinggi.
Kurikulum memuat : Susunan program pengajaran, Materi Pengajaran, Strategi belajar Mengajar, bahasa Pengantar, Penilaian, Bimbingan belajar.
MANAJEMEN SEKOLAH bertujuan utk melaksankan program sekolah dengan cara :
1. Merumuskan visi, misi dan target mutu
2. Merencanakan program sekolah
3. Melaksanakan program yang telah ditetapkan
4. Memonitor dan evaluasi pelaksanaan program
5. Merumuskan target mutu baru
6. Melaporkan kemajuan kepada masyarakat
Manajemen sekolah dikontrol dengan cara :
1. Pemantauan dan pengawasan internal dan eksternal\
2. Transparan manajemen
3. Akuntabilitas public.
Komponen pendukung MBS
1. Personel dilakukan dengan cara :
a. Training workshop mbs
b. Training kemampuan professional guru
c. Training worksop kelompok kerja pengembang dan pendamping MBS

2. Pendanaan pendidikan berbasis sekolah
Landasan hokum :
1. Pasal 20 tahun 2003 tentang system pend. Nas. Dalam bab 13 pasal 46,47,48,49
2. Pasal 31 ayat 4 UUD 45 sesuai amandemen keempat tahun 2002 ttg 20 % anggaran
Prinsip pendanaan pendidikan sekolah
1. Prinsip kecukupan : perhit biaya per anak utk setiap bentuk satuan jenjang & jenis skul. Yang layak.
2. Prinsip keadilan : ditentukan unsure penentu seperti jenis, bentuk biaya minimal & tetap. Sekolah.
MODUL 4 : DESENTRALISASI PADA TINGKAT PENDIDIKAN DI SEKOLAH
Konsep dasar manajemen berbasis sekolah
Definisi : Maleen, Ogawa dan Kranz : MBS sebagai bentuk desentralisasi yang memandang sekolah sebagai suatu unit dasar pengembangan dan bergantung pada otoritas pengambilan keputusan.
Candoli menenkankan bahwa MBS alat menekan sekolah mengambil tanggung jawab apa yang terjadi terhadap anak didiknya
Myers dan Stonehill : MBS merupakan strategi utk memperbaiki mutu pendidikan melalui pengalihan pengalihan otoritas pengambilan keputusan dari pemerintah pusat ke daerah dan kesekolah hingga satuan individu sekolah.
MBS secara umum adalah : sekolah yang berdasarkan pada penelitian, komitmen, system tertentu, pengoperasian sekolah dari suatu wilayah menggunakan metode sentralisasi dengan parameter dan peran staf yang dipahami oleh mereka yang terlibat utk memaksimalisasikan efektivitas penggunaan SDM.
MBS menurut UU Pasal 51 adalah : bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan, dalam hal ini kepala sekolah dan guru dibantu oleh komite sekolah dalam mengelola kegiatan pendidikan
TUJUAN MBS
1. Bertujuan mencapai mutu setinggi-tingginya.
2. Menjamin keadilan bagi setiap anak utk memperoleh pendidikan
3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi
4. Meningkatkan akuntabilitas sekolah dan komitmen semua stake holders.
MUTU PENDIDIKAN
1. Pengertian absolute : mutu dianggap sesuatu yang ideal, seolah esensi dari kebaikan, keindahan dan kebenaran tiada tanding, bersifat dinamis.
2. Pengertian relative : suatu produk atau jasa telah memenuhi persyaratan atau criteria atau spesifikasi yang ditetapkan ( standar ).
3. Pengertian konsumen : kuallitas mutu ditentukan oleh pemahaman masyarakat tentang produk tersebut. Konsumen disini adalah konsumen eksternal/murid dan internal / guru
SEKOLAH EFEKTIF DAN MBS
Fungsi sekolah :
1. Fungsi teknis/ekonomi : sejauh mana kontribusi sekolah dalam pemb. Ekonomi bagi individu, masyarakat dan dunia
2. Fungsi manusiawi/social : sumbagan sekolah terhadap pengembangan manusia sebagia pribadi dan dalam hubungan social.
3. Fungsi politik : kontribusi sekolah kepada pengembangan politik pada setiap tingkat atau tataran masyarakat.
4. Fungsi budaya : kontribusi sekolah dalam bentuk pembekalan sikap, kesadaran, sosialisasi dan praktik hidup berbudaya.
5. Fungsi pendidikan : sumbagan sekolah dalam memelihara, mempertahankan dan mengembagkan system pendidikan dan apresiasi serta komitmen akan pentingnya pendidikan.
6. Fungsi spiritual : kontribusi sekolah bagi kehidupan pribadi dalam hubungan dengan pencipta , dan antar agama sehingga muncul kepercayaan yang lebih hakiki.
Sekolah yang efektif ;
1. Goal attainment approach /goal model : pendekatan berdasarkan tujuan
2. System approadch / pendekatan system : merupakan komponen yang saling melengkapi untuk membentuk kesastuan system.
3. Strategic constituencies approach / pendekatan konstituen strategis : konstituen adalah orang/ kelompok masyarakat yang diharapkan mendukung institusi menjadi kuat
4. Competing values approach / pendekatan persaingan nilai : criteria yang digunakan seseeorang utk menilai efektifitas organisasi tergantung dari kepentingan siapa yang dia wakili.
Studi tentang sekolah ekfektif
1. Menurut lezzotte, purkey, smith berdasarkan investigasi empiric/ studi kasus dalam merealisasikan kurikulum yang diinginkan.
2. Gauther, Shoemaker tujuh karakteristik sekolah efektif :
1. Ketertiban lingkungan
2. Misi sekolah jelas
3. Pemimpin yang instruksional
4. Harapan yang tinggi
5. Kesempatan waktu belajar
6. Monitoring kemajuan siswa
7. Hubungan positif antra rumah dan sekolah
3. Karakter yang lain adalah :
1. Kultur dan iklim sekolah
2. Focus pada pencapaian ketrampilan
3. Monitoring kemajuan siswa
4. Pengembangan staf
5. Kepemimpinan yang bagus
6. Keterlibatan orang tua
7. Pengaturan pembelajaran
8. Harapan yang tinggi terhadap siswa
4. Mnurut Waynot :
1. Tingkat kehadiran siswa dan pengajar
2. Pemahaman yang jelas pada semua staf dan peran masing2
5. Menurtu umadi :
1. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib
2. Perumusan visi dan misi
3. Kepemimpinan sekolah yang kuat
4. Harpan prestasi yang tinggi
5. Pengembangan staf terus-menerus
6. Evaluasi belajar
7. Komunikasi dan dukungan orang tua
8. Komitmen seluruh warga sekolah akan peningkatan mutu.
MODUL 5 : Model manajemen berbasis sekolah di Indonesia
Fungsi MBS
1. Aspek fungsi: organisasi –planning dalm manajemen
2. Aspek subtansi bidang yang dikelola seperti bidang teknis edukatif ( kurikulum dan proses pembelajaran), bidang ketenagaaan, bidang keuangan, bidang sarpra, bidang administrasi, bidnag kesiswaan
Bangunan Manajemen berbasis sekolah
1. Atap segitiga akuntabilitas berfungsi dalam menangani, acuan satuan pendidikan supaya tidak keluar dari koridor
a. Standar nasional/standar kurikulum
b. Evaluasi independen
c. Akreditasi sekolah
2. Bangunan segi empat MBS : proses pengelolaan pendidikan
a. KBK
b. Sumber daya pendidikan
c. Komute sekolha
d. MBS
3. Dareh lingkaran : Proses belajar mengajar : maksud supaya focus terncana
4. Lantai prasarat : Pemenuhan standar pelayanan minimal sekolah
5. Fondasi : Kebijakan pemerintah/kab/kota
6. Lahan L aspirasi masyarakat ( Dewan pendidikan )
PERAN MASYARAKAT DLL
Tertuang dalam UU no 2 tahun 1989
MODUL 6 : IMPLEMENTASI MBS DI INDONESIA
Langkah implementasi menurut umadi :
1. Evaluasi diri
2. Perumusan visi
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
6. pelaporan